BAB I

PENDAHULUAN



1.1    Latar Belakang

Peradaban Islam yang berlangsung sejak masa pemerintahan Rasulullah SAW di Madinah (abad ke-7 M) yang dilanjutkan oleh kaum muslimin sampai masa Kekhilafahan Bani Utsmani di Istanbul (abad ke-19 M) telah menorehkan serangkaian kejayaan dalam berbagai bidang. Perkembangan kemajuan Islam tersebut memang diwarnai dengan beberapa konflik antar penguasa yang tidak jarang disertai dengan pertumpahan darah. Meskipun demikian, para penguasa Islam umumnya menaruh perhatian besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di wilayah kekuasaannya. Faktor perhatian dari penguasa inilah yang membuat peradaban Islam menjadi berkembang dengan pesat, disamping faktor pemikiran Islam yang mendukung dan memotivasi kaum muslim untuk senantiasa melakukan penelitian dan pengembangan ilmu.

Peninggalan pemikiran hasil pengembangan ilmu yang dilakukan oleh kaum muslim tertuang dalam bentuk buku, karya sastra maupun artefak. Jika kita mau merujuk kepada pemikiran dan penulisan, kita akan melihat bahwa peradaban islam telah mencapai tingkatan yang tidak bisa dijangkau oleh barat kecuali pada periode terakhir ini. Untuk mempelajari peradaban dan berbagai tren yang ada di masa tersebut, maka perlu disertai dengan membahas tentang situasi negara tersebut. Damaskus telah mencapai puncak kejayaannya sewaktu kota tersebut dijadikan ibukota negara oleh Muawiyah, mempunyai karya nyata berupa: Masjid Agung Umayyah, dll. Kota Kairo tumbuh pesat setelah pada tahun 973 M, seiring dengan hijrahnya Khalifah Mu'izz Lidinillah dari Qairawan ke Mesir. Sejak saat itu, Kairo mencapai kejayaan sebagai pusat pemerintahan Dinasti Fatimiyah. Kota Baghdad mengalami masa keemasan sebagai pusat kebudayaan dan perdagangan dunia Islam. Begitu pula ketika khalifah dipegang oleh Al Ma'mun, seni literatur, teologi, filosofi, matematika, dan ilmu pengetahuan. Kemajuan peradaban diikuti oleh berbagai pusat negara seperti Sarai baru, Tabriz dan Cordova.

Makalah ini membahas perkembangan kejayaan peradaban Islam yang difokuskan pada beberapa kota yang menjadi pusat perkembangan Islam pada masa kejayaannya. Beberapa kota tersebut adalah Damaskus, Baghdad, Kairo, Cordova, Tabriz, Sarai Baru dan Delhi. Kejayaan yang dibahas adalah seputar apa saja bentuk-bentuk karya yang dihasilkan di kota tersebut dalam berbagai bidang, seperti pemerintahan, tata kota dan arsitektur dan penemuan ilmu pengetahuan.


1.2   Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana peradaban Islam pada masa kejayaan?

  2. Menelaaah perkembangan islam pada masa kejayaan

  3. Kemajuan Peradaban Islam Masa Kejayaan

  4. Perkembangan Islam Dan Kejayaan Pada Masa Dinasti Abbasiyyah

  5. Hikmah Dan Perilaku Yang Diambildari Perkembangan Islam Masa Kejayaan

 

 

1.3 Tujuan

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui:

  1. Untuk Mengetahui Bagaimana peradaban Islam pada masa kejayaan?

  2. Untuk Mengetahui Menelaaah perkembangan islam pada masa kejayaan

  3. Untuk Mengetahui Kemajuan Peradaban Islam Masa Kejayaan

  4. Untuk Mengetahui Perkembangan Islam Dan Kejayaan Pada Masa Dinasti Abbasiyyah

  5. Untuk Mengetahui Hikmah Dan Perilaku Yang Diambildari Perkembangan Islam Masa Kejayaan

 


BAB II

PEMBAHASAN



2.1  Sejarah Awal Dan Masa Kejayaan

Dinasti Changtai (1227-1369 M) yang didirikan oleh putra Jengis Khan, Changtai, merupakan cikal bakal Kerajaan Mughal di India. Karena Babur adalah keturunan Raja Changtai. Dinasti Ilkhan (1256-1335 M) yang didirikan oleh cucu Jengis Khan, Raja ke-7, Ghazan, juga seorang Muslim dan pada masanya, Ilkhan mencapai kejayaan. Kemaharajan Mughal, (Mughal Baadshah atau sebutan lainnya Mogul ) adalah sebuah kerajaan yang pada masa jayanya memerintah Afghanistan, Balochistan, dan kebanyakan anak benua India antara 1526 dan 1858 M. Kerajaan ini didirikan oleh keturunan Mongol, Babur, pada 1526 . Kata mughal adalah versi Indo-Aryan dari Mongol . Dinasti Mughal berdiri tegak selama kurang lebih tiga abad (1526–1858 M) di India. Dalam kurun waktu tersebut, Islam telah memberi warna tersendiri di tengah-tengah masyarakat yang mayoritas memeluk agama Hindu. Hingga kini, gaung kebesaran Islam warisan Dinasti Mughal memang sudah tidak terdengar lagi. Tetapi, lahirnya Negara Islam Pakistan tidak terlepas dari perkembangan Islam pada masa dinasti tersebut.

Sisa-sisa kejayaan Dinasti Mughal dapat dilihat dari bangunan-bangunan bersejarah yang masih bertahan hingga sekarang. Misalnya Taj Mahal di Agra, makam megah yang dibangun pada masa Syah Jahan untuk mengenang permaisurinya, Mumtaz Mahal, adalah saksi bisu kemajuan arsitektur Islam pada masa dinasti ini. Bangunan indah yang termasuk “tujuh keajaiban dunia” ini memang sudah usang, lusuh, dan tidak terawat. Namun, kemegahan dan keindahannya menjadi bukti sejarah akan kokohnya peradaban Islam di India pada waktu itu. Kehidupan seperti roda berputar. Kadang di atas, kadang di bawah. Demikian halnya Dinasti Islam Mughal di India. Sebagaimana dinasti-dinasti Islam lainnya, dinasti ini pun mengalami siklus: berdiri, berkembang, mencapai puncak, mengalami kemunduran, lalu hancur. Itulah siklus peradaban seperti yang dikemukakan Ibnu Khaldun, sejarawan Muslim terkemuka melalui teori Ashabiyah-nya.

Pemerintahan Kemaharajaan Mughal didirikan oleh Zahirudin Babur pada 1526 M. Babur merupakan cucu Timur Lenk dari pihak ayah dan cucu Jenghiz Khan dari pihak ibu. Kerajaan ini dimulai ketika dia mengalahkan Ibrahim Lodi, Sultan Delhi terakhir pada pertempuran pertama Panipat dengan bantuan Gubernur Lahore. Ia menguasai Punjab dan meneruskan ke Delhi yang dijadikan ibukota kerajaan. Penguasa setelah Babur adalah putranya sendiri, Nashirudin Humayun (1530-1556 M) di masa ini kondisi kerajaan tidak stabil, karna banyak perlawanan dari musuh-musuhnya. Pada 1540 terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh Sher Khan dari Qanauj mengakibatkan Humayun melarikan diri ke Persia. Atas bantuan Raja Persia (Safawiyah), Humayun kembali merebut Delhi tahun 1555 M.

Puncak kejayaan kerajaan Mughal terjadi pada masa pemerintahan Putra Humayun, Akbar Khan (1556-1605 M). Sistem Pemerintahan Akbar adalah militeristik. Akbar berhasil memperluas wilayah sampai Kashmir dan Gujarat. Pejabatnya diwajibkan mengikuti latihan militer. Politik Akbar yang sangat terkenal dan berhasil menyatukan rakyatnya adalah Sulhul Kull atau toleransi universal, yang memandang sama semua derajat. Akbar menciptakan Din Ilahi, yang menjadikan semua agama menjadi satu demi stabilitas antara Hindu dan Islam. Akbar mengawini putri pemuka Hindu dan melarang memakan daging sapi.


2.2 Menelaaah perkembangan islam pada masa kejayaan

1. Waktu perkembangan peradaban islam pada masa kejayaan

Perkemabangan islam pada masa kejayaan terjadi pada tahun 750-1258 M. Lebih dari 500 taun umat islam pernah berada pada masa kejayaan. Dikatakan masa kejayaan islam karena pada rentang waktu tersebut, umat islam menguasai dunia dalam berbagai bidang seperti ekonomi, politik, dan lain-lain.

2. Faktor-faktor yang mendorong perkembangan islam pada masa kejayaan

Masa kejayaan islam tidak terjaid dengan sendirinya . ada faktor pendorong yang mempengaruhi kejayaan islam diantaranya

a. Dorongan semangat membaca (Iqra)

Umat islam pada masa kejayaan sangan memahami bahwa hanya dengan membaca, umat islam melek dalam segala hal. Kesadaran ini tumbuh dan berkembang oleh pemahaman bahwa allah swt meberikan wahyu oertama kali kepada nabi Muhammad saw, yakni Qs. Al-Alaq/96 :1-5

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ ١

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,

خَلَقَ الإنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ ٢

2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

اقْرَأْ وَرَبُّكَ الأكْرَمُ ٣

3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,

الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ ٤

4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589],

[1589] Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca.

عَلَّمَ الإنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ ٥

5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Ayat tersebut mendorong umat islam untuk mebaca, sehingga membaca menjadi bagiajn drai udaya islam . membaca teks berarti membaca dan memahami teks yang terdapat di teks. Dengan sikap tekum membaca maka akan menjadi manusia yang cerdas dan tinggi derajatnya akan diangkat oleh allah.  Sesuai dengan firmah allah Qs Al – Mujadalah/58:11

 “Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, berilah kelapangan di dalam majelis-majelis, maka lapangkanlah. Niscaya Allah Swt. akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, berdirilah kamu, maka berdirilah. Niscaya Allah Swt. akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Swt. Mahateliti apa yang kamu kerjakan.” (Surah al-Muj±dalah/58: 11)

Dewasa ini minat baca umat islam terutama pelajar masih rendah, sehingga umat islam dalam banyak hal kurang kontribusi ynag menggermbirakan terhadap kehidupan manusia didunia. Saat ini banyak umat islam dibawah garis kemiskinan & kebodohan.

b.  Ilmu berasaskan tauhid

Semua ilmu bersumber dari kitab suci al quran. Ilmu kitab suci alquran lahir melalui pemahaman umat islam yang verdas dalam berpikir terhadap seruan alquran, ssehingga lahirlah berbagai macam ilmu sesuai dengan masing-masing pribadi dalam merespon seruan ayat. Sehingga alquran induk & sumber lahirnya berbagai ilmu.

Misi utama dakwah islam yang bersumber dari alquran adalah menyeru kepada manusia untuk mnegesahkan allah swt, agar manusia dapat sukses dan selamat dan sukses dunia akhirat ketika mengemban amanah sebagai khalifah allah swt dimuka bumi.

justify;">Demikian halnya dengan ilmu, semua ilmu harus membekali dan membimbng manusia untuk mengesahkan allah swt. Sesuai dengan firman allah Qs Az Zariya/51 : 56

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
”Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”

Dengan demikian, semua ilmu harus berasaskan tauhid, artinya membimbing dan mendorong manusia mengesahkan allah.

c. Panduan alquran & sunah

Alquran dan sunah merupakan sumber yang tidak pernah kering, sumber itu mencakup dalam segala hal, termasuk ilmu pengetahuan. Orang yang menjadikan Alquran dan sunah sebagaipamduan hidup maka akan selamat, aman, damai, bahagia dimanapun beraada. Sebaliknya, meninggalkan alquran & sunah sebagai panduan hidup maka akan terbelakang, ketinggalan jaman & celaka dimanapun berada.

d. Keterbukaan & kreativitas umat islam

Sebagai seorang pelajar maka kita hendakanya senantiasa memupuk sikap kreativitas, sehingga terbiasa berfikir dan berperilaku yang mampu mendatangkan manfaatkepada banyak pihak.  Firman allah swt dalam Qs Ali Imran/3 :190-191

(190)إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لِّأُوْلِي الألْبَابِ

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan Bumi, dan silih bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.”

الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىَ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ

(191)رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذا بَاطِلاً سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri dan duduk, dan dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi sambil berkata: "Ya Tuhan kami, Engkau tidak menciptakan ini dengan sia-sia! Maha Suci Engkau! Maka peliharalah kami dari siksa neraka.”

e. Gerakan penerjemah

Salah satu lahirnya ilmuan islam pada masa kejayaan adalah gerakan penerjemah. Umat islam berlomba-lomba untuk melakukan kegiatan penerjemah literatur asing kedalam bahasa arab, sehingga umat islam dapat mengambil isi dan kandungan ilmu dari literatur tersebut.

Gerakan penerjemah ini terjadi secara semarak pada masa khalifah Al-Rasyid dan khalifah Al-Makmun. khalifah Al-Rasyid dan khalifah Al-Makmun selalu mendorong umat islam agar selalu melakukan kegiatan penerjemah dan kegiatan keilmuan lain dengan imbalan yang tinggi.


2.3 Kemajuan Peradaban Islam Masa Kejayaan

Mu’awiyah ibn Abi Sufyan (606-681 M) adalah pendiri Bani Umayyah (661-750 M) dan menjabat sebagai khalifah pertama (661-681 M) dari bani ini. Sejak pemerintahan Islam dipimpin oleh Mu’awiyyah, ibukota kekhilafahan dipindahkan dari Madinah Al-Munawwarah ke kota Damaskus di wilayah Suriah. Mu’awiyah lahir empat tahun menjelang Nabi Muhammad menjalankan dakwah di kota Mekah pada tahun 610 M.

Damaskus atau Damsyik  adalah ibukota Syiria (penduduk 408.774) yang terletak di bagian Syiria (Suriah) Selatan, di tepi Sungai Barada. Kota ini sudah terkenal sejak zaman kuno dan berturut-turut sempat dikuasai oleh bangsa Assyria dan bangsa Persia. Tahun 332 SM kota ini ditaklukkan Iskandar Dzulkarnain. Setelah Iskandar Dzulkarnain meninggal, kota ini diperebutkan oleh bangsa Armenia. Pada tahun 64 SM diserahkan kepada Bangsa Romawi, di bawah kekuasaan Pompejus dan menjadi salah satu kota Decapolis.

Di bawah pemerintahan  khalifah-khalifah Bani Umayyah, Damaskus tumbuh makmur dan terkenal dengan barang-barang logam halus (yang paling istimewa adalah pedang). Tahun 1260M, Damaskus jatuh ke tangan Mongol di bawah pemerintahan Hulagu Khan, dikuasai Timur Lang pada abad ke-14 dan pada tahun 1516-1918M berada dibawah pemerintahan Turki Utsmani. Pada tahun 1918 M kota ini direbut Inggris, kemudian dimasukkan dalam mandat Perancis pada tahun 1920-1941 M dan sekarang menjadi ibu kota Syria.



  1. Bidang Pemerintahan

Sebelum tahun 1860 M kalangan bangsawan Damaskus pada umumnya adalah ulama ”keturunan ulama” besar abad ke-18 M yang menduduki beberapa jabatan seperti mufti dan khatib. Mereka mengelola kekayaan wakaf dan mendapat dukungan yang besar dari kalangan pedagang, pengrajin, jennisari, dan mereka mengelola beberapa wilayah perkotaan.

Pada masa Khulafa’ur Rasyidin, belum ada lambing negara yang ditetapkan secara resmi. Pada masa Umayyah, ditetapkan bendera merah sebagai lambang negaranya. Lambang itu menjadi ciri khas kerajaan Umayyah.

Pada masa ini juga, dilakukan pendirian dana pos dengan menyediakan kuda dengan peralatannya disepanjang jalan. Dia juga berusaha menertibkan angkatan bersenjata, pencetakan mata uang, dan pemunculan profesi qodhi yang dilembagakan secara resmi pada masa Mu'awiyah bin abi Sufyan. Bahasa Arab dijadikan bahasa resmi pada masa Abdul Malik bin Marwan. Pada masa Umar bin Abdul Aziz pajak di peringan, kedudukan mawali, atau orang Islam bukan Arab, disamakan kedudukannya dengan orang Arab. Umar bin Abdul Aziz juga menjalin hubungan kembali dengan golongan Syiah, serta memberi kebebasan kepada pemeluk agama lain untuk menjalankan ibadahnya.

  1. Bidang Tata kota dan Arsitektur

Arsitektur semacam seni yang permanent pada tahun 691M, Khalifah Abd Al-Malik membangun sebuah kubah yang megah dengan arsitektur barat yang dikenal dengan “The Dame Of The Rock” (Gubah As-Sakharah).

Perkembangan wilayah yang sedemikian luasnya dan perkembangan kemakmuran yang sedemikian pesatnya berakibat pada munculnya bangunan-bangunan keagamaan dan kenegaraan. Pada mulanya menurut seni bangunan Girik dan Bizantium. Tetapi seni ukir dan seni hias lambat laun memperoleh corak seni yang pada masa belakangan dikenal dengan Arabesque, yakni seni Arab. Hal itu dapat disaksikan pada Jami-Al-Umawi di Damaskus yang dibangun oleh Khalif Walid I (705-715 M). Pembangunan panti untuk orang cacat, jalan raya, pabrik, masjid, dan gedung-gedung pemerintah dilakukan pada masa Al-Walid bin Abdul Malik.

Untuk LINK lengkapnya silahkan di download di bawah ini

DOWNLOAD