BENCANA TERBESAR DI INDONESIA PADA TAHUN 2012-2016

1. GUNUNG SINABUNG MELETUS ( 2015)

sumber: umm.ac.id

sumber: umm.ac.id

Selama tahun 2015 Gunung Sinabung sering meletus dan mengalami erupsi yang menyebabkan setidaknya 370 kepala keluarga direlokasi dan 10.110 orang mengungsi. Warga masih dilarang beraktivitas di dalam radius 6 kilometer dari puncak di sisi timur dan 7 kilometer di sisi selatan-tenggara.

Baca Juga : KLIPING BOLA BASKET

 

2. KEBAKARAN HUTAN DAN KABUT ASAP DI SUMATERA ( 2015)

kebakaran-kabut-asap

sumber: metrotvnews

Tahun 2015 adalah kebakaran hutan terbesar yang dialami Indonesia. Bencana yang terjadi api hingga membakar 2,61 juta hektar hutan dan lahan menyebabkan kabut asap di Sumatra terutama daerah Riau dan Palembang. Kabut asap ini menjadi bencana besar karena sangat berefek buruk pada kesehatan. Kabut asap pekat yang mengakibatkan 24 orang meninggal serta 600 ribu jiwa menderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

 3. GEMPA ALOR ( 2015)

gempa-alor
Gempa bumi berkekuatan 6,2 Skala Richter mengguncang Alor, Nusa Tenggara Timur, pada 4 November 2015. Tiga hari kemudian, dua gempa susulan terjadi, masing-masing 4,1 SR dan 3,4 SR. Akibat gempa tersebut korban tiga orang luka-luka, 5.439 jiwa mengungsi, 579 rumah rusak berat, 382 rumah rusak sedang, 1.114 rumah rusak ringan, dan 47 fasilitas umum rusak (CNN Indonesia)

 4. GEMPA HALMAHERA ( 2015)

gempa-halmahera
20 November 2015 terjadi gempa berturut turut 5,1 skala richter di di Halmahera Barat Maluku Utara. Setidaknya sudah tercatat 276 rumah rusak ringan, 53 rumah rusak sedang, dan 21 rumah rusak berat. Gempa menyebabkan jalan raya retak sepanjang 500 meter dan juga merusak sejumlah fasilitas pemerintah.

 


5. LONGSOR BENGKULU ( 2016)

longsor-bengkulu
Tanah longsor di Desa Karang Sulu, Desa Lebong Tandai, Kecamatan Napal Putih, Kabupaten Bengkulu Utara, pada 4 Desember 2015. Dalam evakuasi, seorang bisa diselamatkan, dan dua korban lain tewas, dan Sebayak 15 orang diduga masih tertimbun di dalam tambang emas.


6. BENCANA LONGSOR PURWOREJO ( 2012)

https://cdn1-a.production.liputan6.static6.com/medias/1271295/big/077427800_1466580124-295ef8c5-f1a0-4fac-81c5-d5209176fd18.jpg

"Dampak yang ditimbulkan bencana selama tahun 2016 adalah 375 orang tewas, 383 jiwa luka-luka, 2,52 juta jiwa menderita dan mengungsi, dan lebih dari 34 ribu rumah rusak. Diprediksi dampak bencana ini akan terus bertambah," Sutopo menekankan.

Dari 1.985 bencana, imbuh dia, bencana banjir adalah yang paling banyak terjadi, yaitu 659 kejadian. Selanjutnya berturut-turut adalah puting beliung 572 kejadian, longsor 485, kebakaran hutan dan lahan 178, kombinasi banjir dan longsor 53, gelombang pasang dan abrasi 20, gempa bumi 11, dan erupsi gunung api 7 kejadian.

"Bencana longsor merupakan bencana yang menimbulkan korban tewas paling banyak yaitu 161 jiwa. Sedangkan banjir menyebabkan 136 jiwa tewas, kombinasi banjir dan longsor 46 tewas, puting beliung 20 jiwa, erupsi gunung api 7 jiwa, gempa bumi 3 jiwa, dan kebakaran hutan dan lahan 2 jiwa," tutur Sutopo.


7. PUTING BELIUNG ( 2012)

Puting Beliung, Bencana Paling Sering di 2012

Puting Beliung menjadi bencana yang paling sering terjadi sepanjang tahun 2012. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan dari 729 bencana yang terjadi hingga 12 Desember 2012, sebanyak 259 kejadian diantaranya adalah bencana puting beliung.

"Kejadian puting beliung mencakup 36 persen dari total bencana alam yang terjadi di Indonesia," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Rab 12 Desember 2012.

Selain mendominasi kejadian bencana alam, Sutopo menjelaskan, dampak yang ditimbulkan dari bencana puting beliung juga cukup besar. Tercatat 36 orang meninggal dunia, 27.254 orang mengungsi, 3.885 rumah rusak berat, 1.968 rumah rusak sedang, dan 12.737 rumah rusak ringan. 


8. BANJIR BANDANG GARUT  ( 2016)

https://cdn1-a.production.liputan6.static6.com/medias/1360549/big/050717400_1475217838-Screen_Shot_2016-09-29_at_3.36.50_PM.jpg


Petaka itu datang saat menjelang tengah malam sewaktu sebagian besar warga Garut, Jawa Tengah, sedang terlelap tidur. Tepat pada Selasa malam, 20 September 2016, banjir bandang Garut menerjang tujuh kecamatan.

Tercatat sekitar 2.511 rumah rusak berat dan ringan, serta 100 rumah hilang akibat tersapu banjir bandang Garut. Sebanyak 6.361 orang pun diungsikan ke sejumlah lokasi pengungsian, seperti di Markas Komando Resor Militer dan Komando Distrik Militer setempat, Apotek Wira Prima, dan Rumah Sakit Guntur.

Kepala Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Dadi Zakaria, mengatakan hujan deras yang terjadi sejak pukul 19.00 WIB menyebabkan arus Sungai Cimanuk yang berada di sekitar Kota Garut meluap.


9. BANJIR JAKARTA ( 2013)

http://assets.kompas.com/data/photo/2013/01/18/1101093-set-kawasan-bundaran-hotel-indonesia-dan-jalan-mh-thamrin-jakarta-terendam-banjir-780x390.jpg

Banjir Jakarta yang terjadi 17 Januari 2013 bisa dikatakan sebagai bencana banjir paling fenomenal tahun ini.

Banjir Jakarta terjadi akibat paduan beragam faktor. Dari sisi meteorologi, beberapa hari sebelum banjir, hujan mengguyur wilayah Jakarta dan merata, mencapai intensitas 40 - 100 mm. Hujan yang merata mengakibatkan volume air yang menggenang besar.

Besarnya volume air mungkin bisa ditampung bila faktor-faktor lain, seperti sistem drainase, situ yang berfungsi baik, dan tata kota, mendukung. \

Sayangnya, kejadiannya tak demikian. Tata kota Jakarta parah, situ tak berfungsi baik, sementara drainase Jakarta juga buruk. Akibatnya, volume air yang menggenang besar, bahkan menjebol tanggul.

Banjir terjadi di wilayah yang cukup luas, bahkan kawasanBundaran Hotel Indonesia dan Menteng pun terendam. Dari bencana bajir ini, setidaknya 20 orang tewas.


10. GEMPA DI PIDIE ( 2016)

https://cdn0-a.production.liputan6.static6.com/medias/1430368/big/033348800_1481198164-20161208--Warga-Cari-Barang-yang-Tersisa-di-Antara-Puing-Bangunan-Aceh--Angga-Yuniar-05.jpg

Pada 7 Desember 2016, sebuah gempa bumi berkekuatan 6,5 skala Richter mengguncang Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Indonesia, pada pukul 5.03.36 WIB. Pusat gempa berada di koordinat 5,25 LU dan 96,24 BT, tepatnya di darat pada jarak 18 kilometer tenggara Sigli, Pidie dan 2 kilometer utara Meureudu, Pidie Jaya pada kedalaman 15 km.

Gempa dengan durasi 10-15 detik itu terjadi saat masyarakat setempat bersiap untuk melaksanakan salat subuh. Guncangan gempa yang terasa kuat di daerah Pidie Jaya membuat puluhan ribu warga panik dan berusaha menyelamatkan diri.

Gempa ini merenggut 112 jiwa dan ratusan orang lainnya terluka.

Pusat gempa yang berada di daratan menyebabkan gempa bumi ini tidak menimbulkan tsunami. Gempa juga terasa di kabupaten tetangga seperti Pidie, Bireuen, hingga sampai ke Banda Aceh, Langsa, dan Pulau Simeulue. Bupati Pidie Jaya, Aceh, Aiyub Ben Abbas memperkirakan 30 persen wilayah mengalami kerusakan parah akibat guncangan gempa.

"Kerusakan fisik akibat gempa meliputi rumah 11.668 unit, masjid 61 unit, meunasah 94 unit, ruko 161 unit, kantor pemerintahan 10 unit, fasilitas pendidikan 16 unit, dan lainnya. Pendataan detail masih terus dilakukan oleh petugas di lapangan," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Senin 12 Desember 2016.